MCPR |
Band-band metal dari berbagai kota di Indonesia dengan beragam genre, ditambah dua band asal Amerika Serikat, Fit for An Autopsy dan Suffocation yang didapuk menjadi penampil utama di Rock in Solo 2022 itu, berhasil menunjukkan aksi panggung yang mampu memanaskan ribuan Metalhead yang hadir menyaksikan festival musik tersebut kala itu.
Band-band Metal Manjakan Metalhead
Band-band metal itu tampil secara bergantian di dua panggung berbeda, namun bersebelahan. Kedua panggung itu berdiri megah di tengah-tengah kawasan Benteng Vastenburg Solo.
Fit for An Autopsy maupun Suffocation, tampil beringas penuh energi saat menghajar panggung Rock in Solo, Ahad malam. Ini sesuai janji yang telah dilontarkan para personel kedua band metal itu saat konferensi pers sekaligus Meet and Greet yang digelar sehari sebelumnya, Sabtu, 29 Oktober 2022.Penampilan Fit for An Autopsy yang digawangi oleh Pat Sheridan, Josean Orta, Tim Howley, Joe Badolato, Peter Spinazola, dan Will Putney ini merupakan penampilan perdana mereka di panggung Rock in Solo. Band bergenre deathcore asal New Jersey, Amerika Serikat itu terbilang sukses. Ribuan Metalhead yang memadati area penonton di depan panggung itu terpukau dengan kebolehan para personelnya itu bermain musik cadas.
Fit for An Autopsy menyuguhkan sederet lagu mereka seperti The Sea of Tragic Beast, Your Pain Is Mine, Far From Heaven, dan Black Mammoth.Adapun Suffocation, merupakan salah satu band internasional andalan yang memang kerap dihadirkan dalam perhelatan Rock in Solo. Kali ini, adalah kali kelima band deathmetal legendaris asal New York, Amerika tersebut tampil di panggung festival musik rock terbesar di kawasan Asia Tenggara itu.
Meski tampil sebagai band penutup rangkaian konser Rock in Solo di malam hari, penampilan mereka inilah yang paling ditunggu-tunggu penggemar fanatiknya dan juga ribuan Metalhead yang telah hadir ke lokasi konser itu. Suffocation tampil di panggung B sekitar pukul 21.30 WIB, tepat setelah Fit for An Autopsy mengakhiri aksi panggung mereka di panggung A.Lima personel Suffocation, Ricky Myers, Terrance Hobbs, Charlie Errigo, Eric Morotti, dan Derek Boyer, yang telah bersiap di panggung B, tanpa banyak berbasa-basi langsung menghentak penonton dengan lagu pertama mereka yang berjudul Cyles of Suffering.
Ricky Myers, sang vokalis, memang terbilang sebagai personel baru di Suffocation. Myers menggantikan vokalis awal, Frank Mullen yang telah mengundurkan diri dari band tersebut.
Meski begitu, kualitas suara maupun performa Myers tak kalah dari pendahulunya. "Indonesia, how's you going? Let's keep this going," seru Myers kepada ribuan Metalhead di hadapannya.
Aksi panggung Suffocation selanjutnya membuat penonton makin terpukau. Bahkan saat sang penggebuk drum, Eric Morotti, baru memulai intro lagu Catatonia dengan memperdengarkan ketukan drumnya, terlihat beberapa orang dari barisan depan mulai melakukan moshing.
Myers pun meminta para Metalhead melakukan circle pit. Panggung Rock in Solo pun kembali diguncang dengan suguhan lagu Suffocation yang berjudul Surgery of Impalement. Sayatan distorsi tajam dari Terrance Hobbs begitu terasa, ciri khas Suffocation. "Indonesia, you want some more?" tanya Myers.
Penonton seketika kembali digebrak dengan dentuman drum lagu Pierce From Within. Ketukan drum yang bersatu dengan sayatan melodi dalam lagu ini, membuat para penonton semakin terbakar.
Suffocation semakin mengganas dengan membawakan sederet lagunya, mulai dari Clarity Through Deprivation, Catalysmic purification, Breeding The Spawn, Funeral Inception, hingga lagu terakhir, Bind, Torture, Kill, yang menutup aksi panggung mereka itu.
Keseruan konser Rock in Solo di Benteng Vastenburg ini sebenarnya berlangsung sejak Ahad siang. Rangkaian festival itu telah dimulai pada pukul 12.15 WIB, diawali dengan penampilan band Sworn. Hingga pukul 13.45 WIB, tampil berturut-turut dan bergantian di panggung A dan panggung B, band unit thrash metal asal Bandung, Iron Voltage; band punk rock dari Solo, MCPR; dan hardcore band dari Yogyakarta, Serigala Malam.Konser sempat dijeda untuk istirahat dan waktu salat ashar. Band asal Jawa Barat, Pure Wrath, kemudian tampil di panggung. Band beraliran grindcore dari Malang, Extreme Decay, menyusul tampil setelah Pure Wrath, membuat suasana semakin panas karena musik mereka.
Salah satu lagu berjudul “Year of The Grind” Extreme Decay, sengaja dipersembahkan untuk menghormati para korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. Sembari bermain, tampak tulisan 'Usut Tuntas' yang dibawa oleh personel band itu.
Selepas itu, sederet band metal yang tampil menghajar panggung Rock in Solo secara berurutan adalah dua band rock asal Bandung, yaitu Beside dan Paranoid Despire; band rock asal Jakarta, ROXX; band metal dari Surabaya, Fraud; disusul MTAD yang menggabungkan musik metal dengan elektronik.Kemudian ada penampilan band rock asal Bali, Navicula, disusul band metal asli Kota Solo, Down For Life yang membawakan lagu Pesta Partai Barbar, Children of Eden, hingga Pasukan Babi Neraka. Konser hanya berhenti sejenak saat menjelang jam salat. ebelum festival Rock in Solo 2022 itu dihelat, penyelenggara juga telah sukses menggelar pra-event di sejumlah kota di Jawa Tengah, seperti Boyolali, Wonogiri, Sragen, Klaten, Sukoharjo, dan Karanganyar.
إرسال تعليق