Hands Bako Pemalang dengan pelanggan buka sampai malam |
Umar Yoso (29 ) , owner toko tembakau Hans Bako di Jalan Veteran 110 Pelutan, Pemalang mengatakan, omset usaha tembakau miliknya naik signifikan selama pandemi, dikarenakan semakin meningkatnya harga rokok pabrikan sehingga banyak masyarakat mencari alternatif lain.
Umar Yoso Owner Hans Bako Pemalang |
“Ya ini solusinya mereka beralih ke tingwe alias linting dewe yang lebih rit tapi mulut masih bisa ngebul,” tutur Umar saat ditemui , Senin (11/4/2021).
Variasi dan pilihan tembakau sangat banyak, dengan kisaran harga mulai 10 ribu per hingga paling mahal hanya 25 ribu saja. Ada kurang lebih 100-an jenis, termasuk tembakau TIS (tembakau iris) dari pabrik maupun home industri yang sudah dicampur “saos” (istilah cairan perasa di dunia tembakau).
“Kalau tembakau original nusantara ada sekitar 20-an jenis lah dari berbagai daerah masing-masing tembakau,” tegas Umar
Elmo (32 ) salah satu pelanggan toko Hans Bako bercerita beralih ke lintingan awalnya karena coba-coba dan karena alasan harga yang ternyata murah.
“Hanya bermodal 20 ribu, bisa menghemat banyak dibanding merokok konvensional,” pungkas Umar.
Tembakau Rasa rasa dan aneka tembakau nusantara |
“Pembeli juga hampir dari semua kalangan. Dari bekerja sebagai petani, montir bengkel, buruh pabrik, tukang parkir bahkan pns,anak anak muda, pegawai bank, kepala desa dan kepala instansi pemerintahan juga ada yang nglinting dewe mas,” tegas Umar ( Kik)
Mantaps
ردحذفإرسال تعليق