salah satu yang biasa disebut Kongo pabrikan th 1963 |
Komunitas-komunitas pencinta Vespa pun tak surut meski skuter-skuter modern merek lain menyerbu masuk. Bagi mereka, Vespa tak sekadar sarana transportasi untuk mengantarkan pengendara atau penumpangnya dari satu tempat ke tempat lain.
Vespa adalah hobi dan gaya hidup mereka, bahkan medium untuk merekatkan persaudaraan satu sama lain. “Satu Vespa sejuta saudara,” begitulah slogan para pencinta Vespa.
Vespa pertama kali masuk ke Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Produk perusahaan sepeda motor Italia Piaggio yang tercipta pertama kali pada tahun 1946 usai Perang Dunia II ini, pertama kali masuk Indonesia akhir tahun 1960-an.
Vespa Militer (ilustrasi). (Foto: Wikipedia) |
Semua gara-gara TNI dan Vespa Congo. Begini ceritanya…
Sekitar tahun 1963, Indonesia mendapat tugas dari Perserikatan Bangsa-bangsa untuk menjaga keamanan di Kongo --negara di tengah Afrika-- yang dilanda perang saudara. Indonesia pun mengirimkan Kontingen Garuda sebagai bagian dari Pasukan Penjaga Perdaamaian PBB.
Sepulangnya ke Indonesia, anggota Kontingen Garuda diberi penghargaan oleh pemerintah berupa Vespa Kongo.
Pasukan tentara dan vespa miliknya. (Foto: Dok. Istimewa) |
Pada satu masa, pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia pun diperbolehkan membeli Vespa untuk sarana transportasi mereka dengan cara menyicil.
“Harga Vespa PS bekas sekitar Rp 700 ribu, masuk (ke Indonesia) tahun 1980-an. Saat itu, PNS diberi kesempatan untuk menyicil Vespa PS Rp 40 ribu per bulan selama lima tahun,” kata seorang ibu penggemar Vespa yang tak ingin disebutkan namanya.
Scooterist lagiRolling thunder |
“Semakin tua tahun produksinya, makin mahal harga Vespa-nya,” kata Dikin , salah satu anggota Sip Pemalang , komunitas pencinta Vespa, kepada Penulis .
Apakah anda salah satu penggemar Vespa? Bagikan ceritamu yuk ?
Post a Comment