PEMALANG - Gunung Slamet yang berada di perbatasan lima kabupaten di Jawa Tengah terus menunjukkan peningkatan aktivitas. Sejak pukul 24.00 WIB-06.00 WIB, Sabtu (25/4/2009) kemarin, gunung tersebut terus melontarkan lava pijar hingga sebanyak 42 kali dengan tinggi lontaran antara 100m-1000m.
Gempa tremorvulkanik juga terus terjadi sebanyak 60 kali dengan amplitudo 5mm-20mm. Selain itu, gunung tersebut terus mengeluarkan suara gemuruh dari atas puncak gunung. Suara gemuruh itu jelas terdengar hingga ke Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Pemalang.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Sukedi mengatakan sebelum peningkatan aktivitas, pada Jumat 24 April malam, gunung berketinggian 3.432 m dpl itu telah terjadi 26 kali letusan asap disertai lontaran lava pijar setinggi 50m-700m. Letusan asap itu diikuti gempa permukaan sebanyak 27 kali dengan amplitudo 3-12mm.
"Aktivitas itu terus meningkat pada pukul 24.00-06.00 WIB. Dari atas puncak gunung itu terdengar suara gemuruh disertai lontaran lava pijar. Lava pijar itu tidak sampai ke luar dari puncak gunung, tapi masuk kembali ke sekitar kawah. Lava pijar itu membawa material kasar seperti pasir," kata Sukedi kemarin.
Menurut dia, hingga saat ini peningkatan aktivitas gunung itu terus terjadi, namun tidak bisa dilihat secara visual karena sejak pukul 07.00 hingga pukul 15.00 WIB, puncak gunung tertutup kabut tebal.
"Letusan lava pijar dan gempa permukaan masih terus berlangsung, tapi karena tertutup kabut jadi tidak bisa dilihat secara visual," jelasnya.
Tim SAR Kabupaten Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas, dan Purbalingga sudah memetakan jalur evakuasi bagi warga yang berada di lereng Gunung Slamet. Langkah ini merupakan antisipasi terhadap aktivitas Gunung Slamet yang meningkat dari waspada menjadi siaga.
Tanda-tanda meningkatnya aktivitas Gunung Slamet di Kabupaten Brebes ditandai dengan adanya asap belerang yang keluar dari tanah, yaitu di Desa Sirampog dan Paguyangan, Kecamatan Bumiayu.
Ditutup
Menjelang liburan sekolah bagi para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Badan Geologi merekomendasikan agar sejumlah gunung api ditutup dari pendakian.(kik)
Gempa tremorvulkanik juga terus terjadi sebanyak 60 kali dengan amplitudo 5mm-20mm. Selain itu, gunung tersebut terus mengeluarkan suara gemuruh dari atas puncak gunung. Suara gemuruh itu jelas terdengar hingga ke Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Pemalang.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Sukedi mengatakan sebelum peningkatan aktivitas, pada Jumat 24 April malam, gunung berketinggian 3.432 m dpl itu telah terjadi 26 kali letusan asap disertai lontaran lava pijar setinggi 50m-700m. Letusan asap itu diikuti gempa permukaan sebanyak 27 kali dengan amplitudo 3-12mm.
"Aktivitas itu terus meningkat pada pukul 24.00-06.00 WIB. Dari atas puncak gunung itu terdengar suara gemuruh disertai lontaran lava pijar. Lava pijar itu tidak sampai ke luar dari puncak gunung, tapi masuk kembali ke sekitar kawah. Lava pijar itu membawa material kasar seperti pasir," kata Sukedi kemarin.
Menurut dia, hingga saat ini peningkatan aktivitas gunung itu terus terjadi, namun tidak bisa dilihat secara visual karena sejak pukul 07.00 hingga pukul 15.00 WIB, puncak gunung tertutup kabut tebal.
"Letusan lava pijar dan gempa permukaan masih terus berlangsung, tapi karena tertutup kabut jadi tidak bisa dilihat secara visual," jelasnya.
Tim SAR Kabupaten Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas, dan Purbalingga sudah memetakan jalur evakuasi bagi warga yang berada di lereng Gunung Slamet. Langkah ini merupakan antisipasi terhadap aktivitas Gunung Slamet yang meningkat dari waspada menjadi siaga.
Tanda-tanda meningkatnya aktivitas Gunung Slamet di Kabupaten Brebes ditandai dengan adanya asap belerang yang keluar dari tanah, yaitu di Desa Sirampog dan Paguyangan, Kecamatan Bumiayu.
Ditutup
Menjelang liburan sekolah bagi para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Badan Geologi merekomendasikan agar sejumlah gunung api ditutup dari pendakian.(kik)
tanda2 meningkatnya aktivitas Gunung Slamet berakibat fatalnya kalo ndak ada penanggulanggan. Moga2 aja aktivitas G.Slamet menurun biar ndak ada bencana lagi gitu lho...
ReplyDeletesemoga yang kuasa masih menjaga PAKU BUMInya jawa tengah...amin
ReplyDelete"Setiap tanda-tanda alam adalah peringatan bagi semua manusia agar lebih memperhatikan kehidupannya". Jika memang G.Slamet akan meletus sebaiknya di perhatikan warga-warga yang berada di dekat Gunung untuk keamanannya yang lebih baik, semoga semuanya akan baik-baik saja. Dan untuk setiap bencana adalah cobaan, dan setiap cobaan pasti ada hikmahnya bagi semua manusia.
ReplyDeleteya moga bisa cepet kondusif lagi
ReplyDeletememang kayaknya smua gunung-gunung berapi lg batuk2 tinggi aktivitasnya
semoga... tidak sampe meletus... amiin.
ReplyDeletesalam kenal ya...
wow jangan meletus dolo yaaa
ReplyDeleteSemoga saja hanya batuk-2 kecil... dan semoga pemerintah setempat sudah mulai mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
ReplyDeleteIngat Gunung Slamet ingat Gunung Ijen yang pernah aku daki sebanyak 2 kali. Memang enak sekali bila kita sudah berada di puncak gunung lalu menatap kepundan yang mengepulkan asap belerang dan menatap lereng gunung yang turun curam.
ReplyDeleteApalagi bila kita sudah turun ke dasar kawah layaknya kita masuk Kawah Condrodimuko.
semoga ga terjadi apa apa ya!!!
ReplyDeletebatuknya aja orang2 udah pada takut, apalagi meletus.......!!!!!!!
ReplyDeletePost a Comment